PENUTUP

Selayang pandang yayasan Surya Esok Bahagia menjadi gambaran tentang bagaimana upaya yang dirancang oleh yayasan dalam upaya mengembangkan yayasan yang sudah berumur kurang lebih enam tahun. Sekaligus bisa dipakai sebagai acuan oleh unit pelaksana teknis dalam menjalankan program programnya

Harapan untuk menggapai visi yayasan akan terus memberikan dorongan bagi seluruh civitas yayasan dan pengelola pelaksana sehingga dikemudian hari, sesuai dengan rancangan yang sudah dicanangkan, semoga bisa terwujud, berhasil dengan gemilang dan selalu mendapatkan ridho dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. aamiin

TAHAPAN PENCAPAIAN

Tahapan pencapaian seluruh program yayasan baik di bidang pendidikan, dakwah, sosial maupun bidang usaha dapat dilihat melalui target pencapaian tiap tahun yang terlampir di halaman terakhir. Adapun gambaran umum kegiatan yang dicanangkan oleh yayasan adalah sebagai berikut:

  1. Tahun 2021: penyiapan usaha melalui pilot project 
  2. Tahun 2022: perintisan usaha dalam skala kecil dan sedang
  3. Tahun 2023: menjalankan usaha dalam skala besar
  4. Tahun 2024: usaha dalam badan hukum 
  5. Tahun 2025: usaha menjadi penopang biaya operasional

PROGRAM- PROGRAM

Yayasan Surya Esok Bahagia mempunyai rancangan program yang sudah dibahas dan disetujui dalam rapat kerja pengurus di awal tahun 2020. Adapun program yayasan tersebut terbagi menjadi 4 bidang kerja yang akan diterngkan di bawah ini.

A. Bidang Pendidikan 

Yayasan berencana menyelenggarakan Lembaga Pendidikan di semua jenjang yang memungkinkan. Saat ini memulai dari tingkat menengah pertama (SLTP/sederajat), yaitu Madrasah Tsanawiyah di PPTT Ibnu Mubaarok Karanganyar Jawa Tengah serta Markaz Tahfizh tingkat menengah di Metro Lampung Timur.

 Adapun Lembaga Pendidikan yang nantinya akan diselenggarakan oleh Yayasan SEB, sebagai berikut:

  1. Pondok Pesantren setingkat SLTP sederajat
  1. Formal (Madrasah Tsanawiyah)
  2. Non Formal (Markaz Tahfizh dan Dirosah Islamiyah)
  3. Pondok Pesantren setingkat SLTA sederajat
  1. Formal (Madrasah Aliyah jurusan Agama dan Sekolah Menengah Kejuruan jurusan agribisnis)
  2. Non Formal (Markaz Tahfizh dan Dirosah Islamiyah)
  3. Pondok Pesantren setingkat PT/Mahad ‘Aly
  1. Formal (Sekolah Tinggi Ekonomi Islam jurusan agrobisnis dan keuangan syari’ah)
  2. Non Formal (Ma’had Tahfizhul Qur’an Al ‘Aly, bersanad diroyah wa riwayah)
  3. Non Formal (Ma’had ‘Aly  li Lughotul ‘Arobiyah wa Dirosah Al Islamiyah)

B. Bidang Dakwah dan Kehumasan

Sebagaimana yayasan Islam lainnya, yayasan SEB juga menyelenggarakan kegiatan di bidang dakwah. Adapun kegiatan dakwah yang sedang atau akan diselenggarakan, terangkum dalam program di bidang dakwah sebagai berikut:

  1. Program Majelis Tabligh

Bentuk kegiatan bisa berupa pengajian umum, pengajian rutin dan insidental, khutbah jumat dan lain sebagainya

  1. Program Kajian Ta’lim

Bentuk kegiatanya bisa berupa rumah qur’an, dauroh tahsin, halaqoh ilmu, majelis dzikir, kajian kitab, tsaqofah dan lain sebagainya.

  1. Program Kehumasan

Bentuk kegiatanya kunjungan ke toga toma serta anjang sana ke instansi terkait dan mengadakan kerjasama dengan mitra dan tetangga sekitar UPT

C. Bidang Sosial

Sebuah yayasan tidak akan terlepas dari tanggung jawab terhadap urusan sosial kemasyarakatan. Demikian juga Yayasan SEB mempunyai bidang sosial yang programnya sebagai berikut:

  1. Program Santunan Yatim dan Dhu’afa

Bentuk kegiatan nya memberikan santunan kepada anak yatim, fakir miskin yang diberikan secara rutin bulanan maupun sesuai dengan waktu yang ditentukan.

  1. Program Subsidi Beasiswa dan Studi Lanjut

Bentuk kegiatanya dengan memberikan dana bulanan kepada santri atau asatidzah yang kurang mampu untuk beaya studi selama waktu yang telah ditetapkan.

  1. Program Layanan Kesehatan

Bentuk kegiatannya dengan memberikan layanan pengobatan gratis secara berjangka, maupun harian seperti pijat bayi, bekam, tibbun nabawi maupun layanan medis kepada masyarakat sekitar, terutama kaum muslimin yang kurang mampu.

  1. Program Peduli Bencana

Bentuk kegiatannya dengan menggalang dana maupun kebutuhan bahan pokok yang diperlukan, kepada para muhsinan kaum muslimain secara menyeluruh, untuk disalurkan kepada korban bencana.

Seluruh program yang diselenggarakan oleh bidang sosial merupakan program pemberdayaan penyaluran dana infaq sedekah dan zakat yang dikelola oleh Rumah Sedekah Ibnu Mubaarok yang merupakan salah santu unit pelaksana teknis di bawah yayasan.

D. Bidang Usaha 

Untuk menopang biaya dari seluruh aktifitas unit pelaksana teknis di bawah yayasan tentu memerlukan dan operasional yang cukup banyak. Untuk itulah yayasan berusaha mengadakan kegiatan yang bertujuan menghasilkan profit guna membantu membiayai operasional –disamping ada dana subsidi pelayanan pendidikan dari wali santri- yang dikemudian hari diharapkan menjadi tulang punggung pendanaan seluruh aktifitas yayasan.

Adapun usaha yang direncanakan oleh yayasan antara lain:

  1. Integrited farming (Pertanian dan Peternakan terpadu)
  2. Pengolahan limbah sampah masyarakat
  3. Penerbitan dan Percetakan
  4. Distribusi Usaha Roti Surya
  5. Home Industri (Industri Tumah Tangga)

Berhubung seluruh usaha di atas baru dalam rancangan, maka belum bisa diuraikan secara mendetail. Namun yayasan berharap ke depan akan menjadi usaha yang berbadan hukum sendiri, sehingga betul betul digarap secara profesional.

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI

A. Visi

Mencetak generasi da’i enterpreneur. 

B. Misi 

  1. Menyelenggarakan lembaga pendidikan tingkat menengah dan perguruan tinggi
  2. Menyelenggarakan tempat praktek enterpreneur sebagai laboratorium pendidikan
  3. Menyelenggarakan aktifitas pemberdayaan dana umat untuk kepentingan sosial dan wakaf produktif
  4. Menyelenggarakan aktifitas dakwah keumatan
  5. Menyelenggarakan usaha produktif yang halalan toyyiban

C. Tujuan 

  1. Misi 01: Lembaga pendidikan 
    1.  Jenjang SLTP: mencetak lulusan yang:
  1. Mempunyai akhlaq al krimah
  2. Memahami ulumus syar’i tingkat dasar dengan benar
  3. Mempunyai hafalan 10 jus muthqin
  4. Mempunyai karakter enterpreneurship
  5. Mampu melaksanakn amal ibadah dengan benar dan penuh kesadaran 
  6.  Jenjang SLTA
  1. Mempunyai akhlaq al karimah
  2. Memahami ulumssyar’i dan mampu melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari
  3. Hafal 20 juz melalui syahadah juz’iyyah
  4. Mampu menerapkan karakter enterpreneurship dalam kehidupan sehari-hari
  5. Melaksanakan syari’ah dan ibadah dengan benar sesuai dengan kemampuan situasi dan kondisi
  6.  Jenjang PT
  1. Mempunyai akhlaq al karimah
  2. Mampu mendakwahka ilmu syar’i kepada umat
  3. Hafal 30 juz melalui syahadah juz’iyyah
  4. Mempunyai kemampuan wirausaha
  5. *Hafal 30 juz bersanad dziroyah maupun riwayah (jurusan tahfizh)
  6. *mempunyai skill bisnis setingkat manajer (jurusan bisnis)
  7. *menguasai 50 kitab mutun, 5 diantarnya bersanad (jurusan dakwah) 
  1. Misi 02: Laboratorium pendidikan dipakai sebagai:
  1. Tempat praktek enterpreneur tingkat SLTA dan PT
  2. Usaha produksi yang hasilnya bernilai keuntungan
  3. Lokasi wisata pendidikan berbayar bagi lembaga pendidikan lain maupun keluarga 
  4. Misi 03: LPDU didirikan dalam rangka:
  1. Membantu umat Islam yang membutuhkan dari kalangan dhu’afa wal masakin
  2. Meningkatkan kepercayaan umat yayasan dalam mewujudkan visinya
  3. Sebgai alat dakwah kepada umat melalui program sosial, pendidikan dan kesehatan
  4. Misi 04: Tujuan aktifitas dakwah:
  1. Menuntun umat dalam mengaruhi kehidupan ke jalan yang benar
  2. Mengubah gradasi umat dari memusuhi menjadi netral, yang netral menjadi mendukung, yang mendukung mampu memberikan kontribusi secara aktif dan riil.
  3. Mengembangkan jaringan dakwah dan menguatkan kemampuan umat dalam mengusung misi kenabian.
  4. Misi 05: Tujuan usaha produktif:
  1. Mensupport kebutuhan pondok pesantren di bidang sarpras
  2. Mensejahterakan guru dan karyawan
  3. Meningkatkan pelayanan kepada Wali Santri maupun masyarakat sekitar

D. Strategi

Hal hal yang harus dikerjakan oleh pengurus yayasan dalam mewujudkan misi, meliputi 5 hal pokok yang selalu diupayakan mengalami peningkatan kualitas maupun kuantitas. Kelima hal pokok tersebut meliputi: Sumber daya manusia, Manajemen pengelolaan yayasan, Dana operasional, Usaha profit dan sarana pra-sarana. 

D.1 SUMBER DAYA MANUSIA 

Sumber daya manusia merupakan modal utama dalam menyelenggarakan aktifitas apapun. Apalagi dalam menyelenggarakan aktifitas pilantropy yang mengajatkan pengelola mempunyai karakter kesadaran sosial yang cukup tinggi, disamping skill manajemen yang menjadi bekal dalam mengelola organisasi. Pengelola yayasan adalah fondasi dari bangunan yayasan itu sendiri. Dan merekalah yang akan membawa seluruh aktifitas dan personal di dalamnya dalam meraih visi dan misinya.

Untuk itu, strategi yayasan dalam menyiapkan SDM yang handal meliputi:

  1. Menyiapkan personal pilihan yang akan menghandle program dalam jangka waktu tertentu
  2. Mencari personal dari luar yang dipilih melalui seleksi sesuai dengan kebutuhan tahun itu
  3. Mengup-grade personal yang sudah ada agar mengalami peningkatan kualitas
  4. Mendampingi SDM pengelola UPT dalam menjalankan tugasnya.
  5. Mengadakan monev pegawai setiap bulan sekali, melalui divisi HRD di UPT

D.2. MANAJEMEN YAYASAN

Yayasan yang baik tentu mempunyai tata aturan dan pedoman kerja dalam menjalankan aktifitasnya sebagai badan hukum yang bergerak di bidang sosial, keagamaan dan kemasyarakatan. Maju dan mundurnya yayasan juga ditentukan bagaimana manajemen yang diterapkan. Untuk itulah yayasan SEB merancang manajemennya sebagai berikut:

  1. Mengadakan koordinasi rutin pekanan yang membahas evaluasi dan problem solving
  2. Mengadakan musyawarah kerja bulanan maupun tahunan dalam menjaga dan mengarahkan UPT dalam menjalankan programnya.
  3. Mengarahkan dan mendampingi UPT di bawah yayasan agar mampu mandiri dalam manajemen pengelolaan UPT maupun biaya operasional bulanan, baik yang dipakai dalam  kegiatan maupun memberikan kesejahteraan pegawai UPTnya.
  4. Menjalin kerjasama dengan pihak lain di luar yayasan dalam mengupayakan program yang menghajatkan bantuan dari pihak lain.
  5. Memberdayakan seluruh potensi yang ada, baik intern maupun ekstern guna mengembangkan yayasan dan UPTnya.

D.3. SUMBER DANA

Ketersediaan dana dalam menjalankan seluruh program menjadi salah satu faktor yang cukup membantu kelancaran aktifitas. Terlebih bila dana tersebut diperuntukan dalam hal menopang kebutuhan pokok yayasan. Untuk itu perlu kiranya yayasan membuat strategi jangka panjang dalam menghadirkan sumber dana yang bersifat terus menerus.

Sumber dana yayasan berasal dari 3 unsur: donasi muhsinin, iuran pengurus dan wali santri serta keuntungan dari usaha profit. Ketiga hal di atas diupayakan dengan strategi sbb:

  1. Menghimbau seluruh pengurus dan pegawai agar mengeluarkan sedekah setiap pagi yang diperuntukkan program pondok 
  2. Mengadakan aktifitas fundrising bagi muhsinin luar, dengan menawarkan program sosial, keumatan dan keagamaan.
  3. Mengupayakan usaha wakaf produktif dengan memberikan peluang muhsinin dengan sistem bagi hasil ataupun sedekah pinjam.
  4. Meningkatkan daya bayar wali santri dengan cara meningkatakn mutu pendidikan dan pelayanan
  5. Mengupayakan aktifitas usaha profit baik dikelola oleh yayasan maupun masing-masing UPT

D.4. USAHA PROFIT

Untuk menopang biaya operasional yayasan maupun UPT di bawahnya, perlu ada usaha profit yang diselenggarakan oleh yayasan. Untuk itu perlu ada upaya yang riil dari pengurus dalam merealisasi usaha ini. Strategi yang diupayakan oleh yayasan sbb:

  1. Memaksimalkan penjualan roti surya melalui jaringan lembaga pendidikan
  2. Mengelola wakaf produktif dari muhsinin dengan sistem bagi hasil atau sedekah pinjam
  3. Mengembangkan usaha Syirkah Ta’awuniyah di Ponpes 
  4. Mencari peluang usaha baru yang mendukung program pendidikan di UPT, diantarnya usaha penerbitan, produksi jajanan pasar, rumah aqiqah dan agrobisnis (pertanian dan peternakan) 

D.5. SARANA PRASARANA

Sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh yayasan maupun UPT saat ini belum mencukupi dalam melayani umat Islam, khususnya wali santri yang menitipkan putra putrinya ke UPT di bawah yayasan. Untuk itulah yayasan berusaha mengupayakan agar sarpras yang dibutuhkan bisa tercukupi.

Adapun strategi yayasan dalam mengupayakan sarpras sbb:

  1. Memaksimalkan lokasi yang ada dalam melayani pelanggan
  2. Menawarkan kepada seluruh pihak dalam menyediakan sarpras UPT yang dibutuhkan
  3. Bekerjasama dengan pihak investor (perorangan/lembaga) dalam pembangunan sarpras yang dibutuhkan.

E. Merancang Rencana Strategis Tahunan

Renstra dirancang dalam target tahunan yang menjadi fokus pekerjaan di setiap tahunya. Setiap strastegi pada suatu tahun mendasari strategi tahun berikutnya, sehingga strategi tersebut akan disempurnakan di tahun tahun berikutnya. Adapun lebih rincinya sebagai berikut:

  1. Strategi Tahun 2021: Perbaikan manajemen organisasi dan peningkatan kompetensi SDM.

Yayasan akan lebih fokus menyelesaikan persoalan ke dalam, khususnya menyiapkan personality, mentality dan spirituality para pengelola dan pelaksana program di setiap UPT yayasan. Ada dua titik tekan yang diharapkan bisa terlaksana di tahun ini, yaitu:

  1. Yayasan akan melaksanakan fungsi mananjemen dalam mengelola UPT dengan menekankan soliditas tim, prosedural dan mengarah pada sistemik
  2. Untuk keperluan di atas, yayasan perlu peningkatan kompetensi pengelola dan pegawai dalam mentality dan spiritualy. Melalui proses pensadaran yang dikemas dalam workshop dan pelatihan, serta diadakan penilaian secara berkala.
  1. Strategi Tahun 2022: Peningkatan aktifitas penggalian dana.

Setelah SDM dan Organisasi menemukan format pengelolaanya, maka tahun ini yayasan akan fokus mengupayakan sebanyak mungkin aktifitas penggalian dana melalui tiga cara:

  1. Peningkatan pemasukan melalui donasi, baik rutin bulanan maupun insidental per proyek proposal sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal ini yayasan perlu memberikan arahan dan pendampingan dalam upaya menigkatkan donasi, baik bekal ruhani maupun manajemen fundrising yang membutuhkan kreatifitas dalam penggalangan dana. 
  2. Penyelenggaraan aktifitas usaha profit dengan merintis usaha syirkah ta’awuniyah yayasan maupun usaha profit lain yang halalan toyyiban. Bila memungkinkan usaha yayasan ini dikelola dengan profesional mungkin, bahkan bisa berdiri sendiri sebagai Badan Usaha milik yayasan yang berbadan hukum resmi dari kementrian perdagangan.
  3. Aktifitas media promosi dan publikasi akan sangat membantu proses kelancaran dalam pertanggungjawabn publik sehingga lebih dipercaya, serta sebagai sarana pengembangan donasi maupun usaha yayasan melalui penawaran di mass media, terutama media sosial yang dikelola secara profesional
  1. Strategi Tahun 2023: Penambahan Unit Pelaksana Teknis (UPT).

Perbaikan manajemen dan peningkatan kompetensi SDM dan Dana diharapkan mampu mengarah pada pengembangan UPT berupa pendirian unit baru, antara lain:

  1. Unit Pendidikan, bisa jenjang lanjutan atau unit pendidikan dan latihan
  2. Unit Usaha, bisa penerbitan, herbal, jasa, produksi pertanian dan lain sebagainya
  3. Unit Pelayanan Sosial, bisa rumah sehat, klinik gratis, penitipan anak dan lain sebagainya

Dalam melaksanakan strategi tahun ini, diperlukan persiapan berupa perancangan proyek sejak tahun 2021, sehingga cukup waktu dalam mempersiapkan intrumen persyaratan maupun infrastruktur yang diperlukan.

  1. Strategi Tahun 2024: Pemantapan program pendukung 

Pondok pesantren menjadi program utama memerlukan program pendukung yang sangat diperlukan bagi keberlangsungan ponpes dari masa ke masa. Untuk itulah perlu ada pementapan program pendukung tersebut. Diantara program pendukung yang sangat diperlukan oleh ponpes adalah sebagai berikut:

  1. Program Dakwah

Program dakwah bisa dikemas dalam beberapa bentuk, seperti: rumah qur’an, majlis taklim, mimbar tabligh, kajian dauroh, diklat da’i dan khotib jum’at dan lain sebagainya.

  1. Program Sosial

Program sosial bisa dikemas dalam beberapa bentuk, seperti: rumah sedekah, rumah sehat, pelayanan kesehatan umat, baksos, pedulil bencana dan lain sebagainya.

  1. Program Kehumasan

Program kehumasan berupa peduli lingkungan, kunjungan toga dan toma, kerjasama instansi terkait, penyiaran dan publikasi, protokoler, pelayanan pelanggan, donatur dan lain sebagainya. 

  1. Strategi Tahun 2025: Pencapaian manajemen holistik, sistemik dan kharismatik (holsiskha)

Yayasan berharap pada tahun ini manajemen organisasi sudah berjalan secara holisiskha yang meliputi:

  1. Sebagian besar pengelola dan pelaksana sudah satu visi dalam memandang masa depan organisasi, satu misi dalam pelaksanaan program dan satu tujuan dalam mindset perjuangan.
  2. Sebagian besar UPT di bawah yayasan sudah melaksanakan manajemen secara teratur dan terukur, serta berkolaborasi saling mendukung satu dengan yang lain.
  3. Sebagian besar UPT dan para pengelolanya mampu memberikan daya tarik kepada yang lain, bahkan mampu memberikan manfaat kepada organisasi lain di luar yayasan.

PENGANTAR KEYAYASANAN

A. Latar Belakang 

Memasuki awal abad 21, perkembangan teknonogi informasi yang dibarengi melonjaknya jumlah penduduk di Indonesia, bermunculanlah lembaga pendidikan di mana-mana, terutama Lembaga Pendidikan Islam. Sekolah Dasar Islam maupun PAUD merebak dimana-mana, baik di kota besar maupun di pedesaan. Tak ketinggalan, berdiri pula pondok pesantren yang dibarengi dengan meningkatnya tingkat kesadaran para orang tua akan pentingnya pendidikan agama bagi putra putrinya.

Seiring bertambahnya jumlah pondok pesantren di Indonesia, yang berarti pula jumlah lulusan pondok bertambah jumlahnya. Pertambahan lulusan pondok ini tidak dibarengi dengan kualitas para lulusanya dalam mengarungi kehidupan di dunia nyata. Sementara pendidikan di pondok mengarahkan para lulusanya untuk segera menikah dikarenakan menghadapi kondisi di luar pondok yang penuh dengan godaan dan fitnah syahwat yang meraja lela. Hal di atas menyebabkan para lulusan pondok yang mensegerakan menikah belum siap dengan ma’isyah yang memadahi karena belum pernah mendapatkan bekal ketrampilan dalam mencari penghasilan. 

Kenyataannya, banyak lembaga pendidikan terutama pondok pesantren yang belum mampu melahirkan lulusan yang mandiri dalam mencukupi kebutuhannya sendiri. Mereka bergantung pada bantuan atau subsidi dari masyarakat. Bahkan tidak jarang dijumpai seorang da’i hidup dari pembayaran jasa dakwah ketika sang da’i selesai mengisi pengajian.

Hal inilah yang menjadi latar belakang didirikanya yayasan Surya Esok Bahagia, dimana dengan mendirikan pondok pesantren yang lulusanya mampu berdakwah dan mandiri dengan berwiraswasta, paling tidak memberikan perubahan pandangan terhadap stigma negatif menjadi positif, bahwa lulusan pondok pesantren bisa diandalkan tidak hanya dalam urusan akhirat tetapi mampu memberikan solusi-solusi terhadap masalah dunia. 

B. Tantangan dan Peluang 

Tantangan yang dihadapi oleh yayasan dalam merealisasikan rencana program strategis maupun taktis, diantaranya terangkum dalam uraian berikut ini:

  1. Yayasan harus terus berupaya mewujudkan sumber daya insani (SDI) yang dipersiapkan untuk mengelola 10 hingga 20 tahun ke depan. Sekalipun saat ini (2021), tenaga pengelola, pendidik dan karyawan di bawah naungan yayasan dirasakan sudah mencukupi kebutuhan, namun dengan perkembangan unit pelaksana teknis yang progres setiap tahunnya mengalami kemajuan, tentu persoalan SDI ini tetap menjadi prioritas konsentrasi bagi pengurus yayasan.
  2. Seiring perkembangan organisasi yayasan yang membawahi dua unit pendidikan besar bernama pondok pesantren, tidak cukup hany dikelola dengan manajemen apa adanya. Manajemen yang mengarah pada keteraturan dan sistemik akan selalu diupayakan dengan diadakanya koordinasi dan konsulidasi rutin dan berjangka, guna mendapatkan formula manajemen yang tangguh dalam mengadapi perkembangan global di tingkat nasional maupun internasional.
  3. Kebutuhan operasional yang setiap tahun semakin meningkat, seiring semakin besarnya amanah berupa santri dan asatidzah (guru dan karyawan), yayasan tentu akan mencermati alur keuangan yang disandingkan dengan kebutuhan bulanan di yayasan maupun pondok pesantren. Upaya menanggulangi kekurangan dana operasional bulanan, tidak cukup hanya mengandalkan dana subsidi pendidikan dari para wali santri yang menitipkan putra-putrinya di pondok pesantren saja, namun yayasan mengupayakan terwujudnya penggalian dana baik melalui jalur usaha pilantropy maupun usaha profit oriented.
  4. Sarana dan prasarana yang belum memadai sampai saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi yayasan guna segera mengupayakan terwujudnya sarpras yang dibutuhkan bagi terselenggaranya seluruh aktifitas di bidang pendidikan dakwah maupun sosial. Upaya yang dilakukan terus menerus setiap tahun, baik pemenuhan sarana ibadah, asrama, kelas maupun sarana transportasi diharapkan akan melengkapi sarpras yang dibutuhkan. Pemenuhan sarpras ini akan selalu dianggarkan oleh yayasan setiap tahun dalam rencana anggaran belanja yayasan di bidang sarpras.
  5. Sistem pendidikan boarding seperti pondok pesantren memang menjadi lembaga pelayanan pendidikan yang semakin diminati oleh para orang tua muslim. Dengan mempertimbangkan kondisi pergaulan di luar yang cukup menkhawatirkan para orang tua yang memiliki anak usia remaja, ponpes menjadi pilihan utama bagi mereka dalam membekali anaknya dengan ilmu agama dan umum sekaligus. Setiap tahun hampir selalu bermunculan pondok pesantren baru yang menawarkan fasilitas dan pelayanan pendidikan yang cukup beragam. Dan ini menjadi tantangan tersendiri bagi yayasan dalam mengupayakan terwujudnya pondok ABM mapun IBM yang mampu bersaing dalam mutu dan pelayanan pendidikan. 
  6. Regulasi pemerintah baik pusat maupun daerah, terutama yang menyangkut kebijakan bidang pendidikan ataupun bidang dakwah dan sosial, menjadi salah satu pertimbangan bagi yayasan untuk tetap bisa mengikuti pedoman penyelenggaraan dan pelaksanaan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dan untuk itu yayasan mengupayakan syarat dan ketentuan yang berlaku guna lancarnya pelaksanaan seluruh program yang dicanangkan. 

Sedangkan peluang yang bisa dimanfaatkan dengan sebaik baiknya oleh yayasan, diantarnya adalah sebagai berikut:

  1. Jumlah sumber daya insani yang dimiliki oleh yayasan, baik di Karanganyar Jateng maupun Metro Lampung merupakan peluang terbesar yang dimiliki oleh yayasan. Hal ini dikarenakan rata rata usia guru dan karyawan yang ada masih berusia antara 20-30 tahun. Sehingga masa produktif dalam bekerja dan berkarya relatif masih sangat panjang. Dengan memberikan bekal ilmu dan ketrampilan kepada mereka, ditambah dengan pendampingan dalam bekerja, diharapkan menjadikan mereka mengalami percepatan dalam bidang keilmuan dan pengalaman. 
  2. Adanya hubungan antara pengurus Yayasan dengan masayeikh di luar negeri –terutama timur tengah- serta mampu menjalin hubungan dengan perguruan tinggi dalam negeri menjadi peluang dalam mengembangan keilmuan dan menjaga mutu pendidikan di pondok pesantren, khususnya jenjang menengah dan perguruan tinggi.
  3. Era digital saat ini mejadi peluang bagi yayasan dalam menjalin hubungan kerjasama dengan pihak manapun yang bermanfaat di bidang dakwah, pendidikan dan sosial. Dan untuk itu, yayasan sudah menyiapkan perangkat dan organ Al Mubaarok Media Center yang akan mengurusi masalah kebutuhan media dalam membantu suksesnya program yang menyangkut informasi, komunikasi, promosi dan publikasi.
  4. Yayasan berupaya untuk mengembangkan lokasi pondok pesantren guna merealisasikan program program jangka menengah dan panjang. Adapun sementara waktu ini baru bisa memanfaatkan lokasi yang ada untuk memulai merealisasi program yang ada. Alhamdulillah diantara lokasi yang dimanfaatkan merupakan wakaf maupun pinjaman dari para muhsinin.
  5. Salah satu peluang bagi pondok pesantren adalah menawarkan program enterpreneurship yang dimulai dari jenjang SLTP dan berusaha mengembangan di jenjang SLTA hingga Perguruan Tinggi. Dalam hal ini memang menjadi daya tarik tersendiri bagi calon wali santri yang akan memasukkan putra putrinya ke lembaga pesantren AMB maupun IBM. Untuk itulah yayasan masih konsisten menyelenggarakan program ini, mendampingi program unggulan lainnya, tahfizh bersanad dan bahasa arab.